Awalnya tulisan ini hanya iseng-iseng saja. Mengetes kemampuan
berpikir dan menganilisis. Jujur saya tidak yakin dengan kualitas bisnis
online. Pada beberapa menit yang lalu saya mengutak-atik informasi dari google,
dan langsung saja saya mulai mengetik kata “Kualitas Bisnis Online Indonesia”, begitu
di enter saya menemukan sedikit sekali yang membahas masalah ini. Sayang
sekali, padahal dilihat dari kuantitas masyarakat yang terjun di dunia bisnis
begitu banyak. Jangankan di Indonesia, di Gorontalo saja pelaku bisnis online
itu banyak.
Saya teringat 5 tahun silam, di mana bisnis yang membooming waktu itu adalah
bisnis direct selling, namun dikelola secara komputerisasi. Fenomena yang
terjadi saat itu adalah 75% masyarakat Gorontalo terjun dalam bisnis direct
selling. Baik itu masyarakat dari kalangan pejabat, pegawai, pelajar/mahasiswa,
pengangguran dan ibu-ibu rumah tangga ikut pula berkompetisi dalam bisnis
tersebut. Tapi maaf saya tidak mau menyebutkan bisnis apa itu. Cukup diketahui
saja bahwa bisnis tersebut adalah bisnis yang bersifat direct selling.
Bisnis tersebut berkiprah selama 2 tahun masa kejayaannya di
Gorontalo. Seiring perkembangannya, muncullah pesaing baru. Akibatnya,
tokoh-tokoh yang berdiri di depan pada bisnis sebelumnya, memutar kemudi
bisnisnya ke arah bisnis tadi. Lumayan, banyak orang terpengaruh pada bisnis tersebut.
Coba anda bayangkan, sekiranya ada teman menawarkan pendapatan dalam suatu
usaha yang tidak menuntut kerja keras, banting tulang, namun hasilnya Wuaah
gitu. Siapa yang tidak tergiur coba. Namun, begitulah hukum bisnis online. Secara alamiah, kejayaan bisnis online terjadi
pada masa yang relatif singkat. Di mana, dalam suatu ruang lingkup kehidupan
ekonomi terjadi yang namanya fluktuasi atau menurunnya kualitas bisnis. Faktor
inilah menimbulkan kejenuhan berbisnis, yang pada akhirnya mengalami stagnan di
tengah jalan.
Tiba-tiba dalam waktu cukup singkat pula, mulailah terdengar kabar
bahwa ada suatu bisnis yang tidak menuntut pelaku bisnisnya untuk bekerja, melakukan
presentasi, atau berusaha menawarkan kepada rekan-rekannya. Walaupun diharuskan
tapi prosesnya tidak terlalu rumit, dan secara alamiah orang mudah terkontaminasi.
Sehingga bisnis sebelumnya menjadi expire dalam masa jayanya. Akan tetapi, pelaku
bisnis sebelumnya masih dalam pendirian mereka. Karena mungkin saja bisnis yang
mereka jalani, pola bisnisnya sudah kental dikuasasi. Akhirnya, kalangan
masyarakat yang sedari awal tidak merespon pergerakan bisnis, satu persatu
sudah mengambil bagian dan ikut terjun berbisnis. Meskipun pada perjalanan
bisnisnya seringkali mengalami kebuntuan informasi.
Seiring dengan hal tersebut, tiba saatnya transformasi ekonomi
masyarakat di mulai. Orang (bussinesman) perlahan-lahan mengetahui seluk beluk
bisnis, jenis bisnis, karakter bisnis dan macam-macam. Tidak mengherankan,
ibu-ibu rumah tangga pun sudah bisa dikatakan mahir berbisnis. Padahal pada
awalnya, sama sekali tidak begitu respon dan respek terhadap bisnis online.
Sehingga tidak jarang ditemukan ibu-ibu rumah tangga sudah memiliki paling
tidak kehidupan ekonomi yang mapan. Tidak lagi bergantung pada usaha kecil dan
konvensional, yang sifatnya melelahkan.
Tentunya hal ini merupakan suatu perubahan yang signifikan dan
radikal. Semua orang berlomba-lomba belajar berbisnis, menjalankan bisnis dan
memetik hasil bisnis. Ironinya, orientasi bisnis mengarah pada kepentingan
pribadi dan sifatnya nepotis. Tidak jarang kita temukan dilapangan desas desus
ataupun isu pembohongan publik. Orang mengatasnamakan dari perusahaan A yang
memiliki legalitas lengkap, punya NPWP, Sertivikat Jelas, dan telah
berpengalaman dalam dunia bisnis berpuluh-puluh tahun. Tetapi, pada kenyataanya
tidaklah demikian.
Inilah faktor yang menjadikan saya menulis topik ini. Kualitas bisnis Indonesia.
Seringkali kita mendengar bahwa bergabung dalam bisnis ini dan itu haruslah
mengetahui prinsip dasar dari bisnis tersebut. artinya begini, sebelum masuk
dalam bisnis ketahui dulu bagaimana bisnisnya, produk, legalitas, dan hasilnya. Jika tidak, maka sudah barang
tentu kita akan menjadi kursi empuk para kapitalis. Namun realitas yang terjadi
saat ini, orang mudah terpengaruh dengan janji dan iming-iming hasil dari
bisnis yang ditawarkan. Tanpa melihat substansi dari bisnis tersebut. Mungkin
saja hal itu terjadi diakibatkan oleh tuntutan ekonomi yang melilit kehidupan
rumah tangga kita. Sehingga dengan mudah tawaran tersebut ditelan mentah-mentah
tanpa mengetahu seluk beluk bisnisnya. Saya memaklumi kondisi ekonomi Indonesia
semakin hari semakin terpuruk. Dalam perspektif sejarahnya, krisis ekonomi
Indonesia dimulai sejak masa pra kemerdekaan. Di mana para kolonialis
mengkebiri semua sumber daya alam dan memanfaatkan sumber daya manusia Indonesia
untuk kepentingan negeranya.
Namun bukan berarti untuk mendapatkan perubahan ekonomi, kita secara
frontal menyambut suatu bisnis dengan tanpa didasari oleh kemampuan berpikir
logis. Hari ini kita menganggap tidak ada kesempatan untuk yang kedua kali. Itu
sebenarnya, prinsip yang keliru. Sepintar-pintarnya tupai melompat pasti akan
jatuh juga. Itu artinya, orang yang sudah mahir sekalipun dalam bisnis tetap
akan mengalami kebangkrutan finansial dan relasi. Bagaimana dengan kita yang
masih perawan dan perjaka. Sori itu bukan fulgar, tapi falsafahnya, bagaimana
dengan kita yang belum tersentuh oleh bisnis lalu secara frontal ikut terjun
berbisnis.
Ingat..!!! bahawa bisnis online akhir-akhir ini semakin marak seiring
dgn perkembangan teknologi IT di Indonesia. Yang perlu diwaspadai dari bisnis
ini adalah mengenai kualitas bisnisnya baik dari segi kualitas produk, keamanan
transaksi, jaminan sistem pendapatan yang diperoleh maupun kelangsungan hidup
dari bisnis itu sendiri. Jika tidak maka kalimat yang muncul adalah “Innalillahi
wa Inna Ilaihi Raji’un”..
Intinya adalah tinggal bagaimana kita menyikapi persoalan ini. Seperti
biasanya setiap tulisan pasti saya menyertakan solusi-solusi sederhana. Berkesesuai
dengan topik ini solusi yang bisa saya berikan adalah:
- Berhati-hatilan dalam memilih suatu usaha yang kita sendiri tidak memiliki pengetahuan tentang hal itu,
- Jalankan usaha bisnis online sesuai dengan norma dan aturan yang ditetapkan oleh perusahaan bisnis online anda,
- Pilih teman bisnis anda yang mudah dipercaya, minimal anda mengetahui sifat dan sikapnya sejak lama,
- Berilah penawaran bisnis dengan logis / masuk di akal dan bukan memutarbalikkan akal, dan
- Rajin-rajinlah berusaha dan berdoa serta rajinlah membaca buku-buku penting untuk menunjang kesuksesan dan keberhasilan anda kelak.
Saya rasa cukup untuk postingan kali ini, semoga membawa manfaat buat
kita semua. Amin.
Terakhir jangan lupa beri komentar anda, yaa..minimalnya say hello
saja. Hehe. Oke!
Salam Hormat
Sumitro Amir
Posting Komentar