Hi, guest ! welcome to blogsumitro. | About Us | Contact | Register | Sign In

Bisnis Online : Antara persepsi dan aplikasi

Tulisan ini berangkat dari suatu kondisi masyarakat era digital yang secara frontal menginginkan suatu perubahan finansial.  Beragam persepsi lahir dari kemajemukan ini, ada suatu kelompok masyarakat menunjukkan sikap netralis, pesimitif, optimitif, radikalis. Kelompok masyarakat netralis, mereka mengambil sikap tengah di lingkungan sosial-ekonomi, mereka menganggap bahwa soal kaya dan miskin hanya Tuhan yang mengaturnya. Pokok aplikasinya adalah berusaha dan berdoa, karena kemungkinan usaha tersebut dapat menciptakan perubahan ekonomi dan kalaupun “belum”, maka itu tidak jadi soal.
Kelompok pesimitif, mereka yang secara kolektif menganggap kekayaan seseorang adalah suatu proses yang secara kebetulah diberikan kepada orang tersebut. Acapkali mereka berasumsi bahwa kunci keberhasilan itu adalah kerja keras. Orang yang menginginkan perubahan ekonomi menurut mereka adalah harus didasarkan pada kerja nyata dan kerja keras, banting tulang dan waktu yang signifikan. Secara sederhana kelompok seperti ini saya katakan sebagai kelompok employe. 
Selanjutnya kelompok masyarakat optimitif, asumsi “kegagalan merupakan awal dari keberhasilan” sebenarnya berpihak pada masyarakat kelompok optimitif. Sebab, pada dasarnya prinsip gagal tidak dimiliki oleh kelompok pesimitif. Perbedaan dua kelompok ini (pesimitif dan optimitif) terletak pada usaha keras dan cerdas. Interpretasinya, apabila kegagalan menghinggapi kelompok pesimitif, maka secara kuantitatif hasilnya akan menjadi “down-value”. Berbeda dengan kelompok optimitif, kegagalan itu terjadi karena adanya hasil akhirnya yakni kesuksesan. Secara makro kelompok optimitif ini saya katakan sebagai kelompok yang dikatakan oleh Cassflow sebagai kelompok yang berada pada ranah kuandran B dan I (Bisnis Owner dan Investor).
Terakhir kelompok radikalis, konsep bisnis radikalis berpola pada pemikiran Robert T. Kiyosaki yang Pertama, dengan sistem Anda benar-benar menjadi bisnis owner, Bukan self employe. Dengan kata lain, ada atau tidak ada Anda di tempat bisnis, bisnis akan berjalan terus. Kedua, dengan memiliki sistem akan memudahkan Anda untuk melakukan improvement. Bahkan jika Anda ingin mendapatkan sertifikat ISO 9000:2000, akan lebih mudah jika sudah punya sistem. Ketiga, sistem juga akan memudahkan Anda jika ingin mewaralabakan bisnis Anda. Kesimpulannya, menjalankan bisnis harus dengan sistem jika Anda ingin bertahan dan maju, nggak peduli bisnis Anda besar atau kecil. 
Keempat klasifikasi karakter masyarakat di atas sebetulnya bukan merupakan teori yang secara gamblang dikutip melalui buku atau media internet. Namun, saya menulisnya didasarkan pada dinamika sosial-ekonomi di negara kita (Indonesia). Bisa jadi, hal ini dijadikan sebagai literatur bagi pemeran ekonomi. 
Apalagi melihat kondisi saat ini, perubahan secara radikal terjadi pada aplikasi ekonomi di Indonesia. Yang pada perkembangannya, mengalami perubahan yang dramatis. Di mana, para employe beralih status menjadi bussinesman. Tidak jarang ditemukan, Ibu-ibu rumah tangga, guru, dokter, mahasiswa bahkan para pelajar bersaing ketat pada dunia bisnis. Tentunya bisnis yang dimaksudkan di sini adalah bisnis dunia maya atau dengan kata lain “Bisnis Online”.
Nah, berbicara tentang bisnis online. Saya akan menjelaskan secara makronya saja pada postingan ini. Untuk selanjutnya akan dikembangkan pada postingan-postingan berikutnya. 
Bisnis Online adalah suatu usaha yang dikelola secara individual dan kelompok. Bisnis online yang dikelola secara individual biasanya bisnis disebut sebagai perusahaan . Sedangkan yang dikelola secara kelompok bersifat kolegial. Artinya pekerjaan bisnis didasarkan pada hasil mufakat bersama.
Pertanyaannya adalah bagaimana model, strategi dan jenis bisnis online secara individual dan kelompok tersebut?
Pertanyaan ini akan saya kembangkan pada tulisan yang akan datang. Tentunya, saya pun masih mengumpulkan informasi yang jelas dari berbagai sumber mengenai karakter bisnis online tadi. 
Intinya adalah jangan berhenti untuk berusaha dan berdoa. Karena jawaban kegagalan dan kesuksesan kita terletak pada kualitas usaha dan doa. 
Ikuti terus tulisan ini dan jangan lupa berikan saran maupun kritikan yang sifatnya membangun.
Salam saya
Sumitro Amir
Share this article now on :

Posting Komentar

:)) ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} :)] ~x( :-t b-( :-L x( :-p =))