Tulisan ini berangkat dari suatu kondisi masyarakat era digital yang secara frontal menginginkan suatu perubahan finansial. Beragam
persepsi lahir dari kemajemukan ini, ada suatu kelompok masyarakat
menunjukkan sikap netralis, pesimitif, optimitif, radikalis. Kelompok
masyarakat netralis, mereka mengambil sikap tengah di lingkungan
sosial-ekonomi, mereka menganggap bahwa soal kaya dan miskin hanya Tuhan
yang mengaturnya.
Pokok aplikasinya adalah berusaha dan berdoa, karena kemungkinan usaha
tersebut dapat menciptakan perubahan ekonomi dan kalaupun “belum”, maka
itu tidak jadi soal.
Kelompok
pesimitif, mereka yang secara kolektif menganggap kekayaan seseorang
adalah suatu proses yang secara kebetulah diberikan kepada orang
tersebut. Acapkali mereka berasumsi bahwa kunci keberhasilan itu adalah
kerja keras. Orang yang menginginkan perubahan ekonomi menurut mereka
adalah harus didasarkan pada kerja nyata dan kerja keras, banting tulang
dan waktu yang signifikan. Secara sederhana kelompok seperti ini saya
katakan sebagai kelompok employe.
Selanjutnya
kelompok masyarakat optimitif, asumsi “kegagalan merupakan awal dari
keberhasilan” sebenarnya berpihak pada masyarakat kelompok optimitif.
Sebab, pada dasarnya prinsip gagal tidak dimiliki oleh kelompok
pesimitif. Perbedaan dua kelompok ini (pesimitif dan optimitif) terletak
pada usaha keras dan cerdas. Interpretasinya, apabila kegagalan
menghinggapi kelompok pesimitif, maka secara kuantitatif hasilnya akan
menjadi “down-value”. Berbeda dengan kelompok optimitif, kegagalan itu
terjadi karena adanya hasil akhirnya yakni kesuksesan. Secara makro
kelompok optimitif ini saya katakan sebagai kelompok yang dikatakan oleh
Cassflow sebagai kelompok yang berada pada ranah kuandran B dan I
(Bisnis Owner dan Investor).
Terakhir kelompok radikalis, konsep bisnis radikalis berpola pada pemikiran Robert T. Kiyosaki yang Pertama,
dengan sistem Anda benar-benar menjadi bisnis owner, Bukan self
employe. Dengan kata lain, ada atau tidak ada Anda di tempat bisnis,
bisnis akan berjalan terus. Kedua, dengan memiliki sistem akan
memudahkan Anda untuk melakukan improvement. Bahkan jika Anda ingin
mendapatkan sertifikat ISO 9000:2000, akan lebih mudah jika sudah punya
sistem. Ketiga, sistem juga akan memudahkan Anda jika ingin
mewaralabakan bisnis Anda. Kesimpulannya, menjalankan bisnis harus
dengan sistem jika Anda ingin bertahan dan maju, nggak peduli bisnis
Anda besar atau kecil.
Keempat
klasifikasi karakter masyarakat di atas sebetulnya bukan merupakan
teori yang secara gamblang dikutip melalui buku atau media internet.
Namun, saya menulisnya didasarkan pada dinamika sosial-ekonomi di negara
kita (Indonesia). Bisa jadi, hal ini dijadikan sebagai literatur bagi
pemeran ekonomi.
Apalagi
melihat kondisi saat ini, perubahan secara radikal terjadi pada
aplikasi ekonomi di Indonesia. Yang pada perkembangannya, mengalami
perubahan yang dramatis. Di mana, para employe beralih status menjadi
bussinesman. Tidak jarang ditemukan, Ibu-ibu rumah tangga, guru, dokter,
mahasiswa bahkan para pelajar bersaing ketat pada dunia bisnis.
Tentunya bisnis yang dimaksudkan di sini adalah bisnis dunia maya atau
dengan kata lain “Bisnis Online”.
Nah,
berbicara tentang bisnis online. Saya akan menjelaskan secara makronya
saja pada postingan ini. Untuk selanjutnya akan dikembangkan pada
postingan-postingan berikutnya.
Bisnis
Online adalah suatu usaha yang dikelola secara individual dan kelompok.
Bisnis online yang dikelola secara individual biasanya bisnis disebut
sebagai perusahaan . Sedangkan yang dikelola secara kelompok bersifat
kolegial. Artinya pekerjaan bisnis didasarkan pada hasil mufakat
bersama.
Pertanyaannya adalah bagaimana model, strategi dan jenis bisnis online secara individual dan kelompok tersebut?
Pertanyaan
ini akan saya kembangkan pada tulisan yang akan datang. Tentunya, saya
pun masih mengumpulkan informasi yang jelas dari berbagai sumber
mengenai karakter bisnis online tadi.
Intinya
adalah jangan berhenti untuk berusaha dan berdoa. Karena jawaban
kegagalan dan kesuksesan kita terletak pada kualitas usaha dan doa.
Ikuti terus tulisan ini dan jangan lupa berikan saran maupun kritikan yang sifatnya membangun.
Salam saya
Sumitro Amir
Posting Komentar